Selamat Datang Di Blog Puskesmas Pembantu Pulau Payung | Admin Bidan Dien Musvita, Amd. Keb | Untuk Melihat Gambar Pada Artikel Secara Penuh Klik Gambarnya

Join The Community

Premium WordPress Themes

Search

Jumat, 21 Juni 2013

SENYUM PENYEMBUH

Mari Tingkatkan Kualitas Pelayanan Dengan Senyum
  

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.


Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.

Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.

Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.Maka selayaknya kita sebagai pelayan masyarakat dapat Memberikan Suasana Pelayanan 7 S ( Salam , Senyum , Sapa , Sepenuh hati , Semangat , Sopan , Sabar

Kenapa Senyum Itu harus
  1. Tersenyum adalah prilaku yang sangat menyenangkan karena jadi penyejuk hati. Dalam tersenyum terpancar perasaan dan prilaku positif, yaitu keramahan, sopan santun, rasa hormat dan budi pekerti yang mulia. Dan senyum itu adalah sedekah. Bagi seorang perawat dan dokter senyum itu adalah obat bagi pasien, memiliki khasiat bisa mengurangi rasa sakit secara fisik dan psikis. Makanya senyum itu adalah sehat dan jangan malas senyum. Tersenyumlah seindah-indahnya bak matahari pagi, hati “berkicau” riang seperti murai berkicau di dahan kayu. Karena itu, senyum harus mengetuk pada dasar hati nurani para perawat dan dokter serta semua tenaga medis. Kesembuhan  akan datang dengan kasih sayang. Hati manusia (pasien) bukan batu, tapi hati yang perasa. Yang menyatakan pasien dengan perawat adalah CINTA. Hadapilah segala sesuatu dengan cinta yang tergambar dalam senyum dan kasih sayang.
  2. Dan alangkah bahagianya tamu yang disambut dengan senyum manis dan muka jernih serta keindahan budi oleh pemilik rumah. Kalau datang dari jauh, tidak dilepas pulang, sebelum makan dulu. Memang orang Aceh suka sekali menerima tamu dan suka bertamu terutama untuk menyebarkan silaturahmi dan ukhuwah. Tersenyum adalah prilaku yang sangat menyenangkan dan menyejukkan hati. Sayangnya, sekarang budaya senyum manis dan tegur sapa keramah tamahan sudah hampir hilang. Khusus bagi tenaga medis, dokter dan perawat, senyum yang menawan dan tatapan mata yang mempesona itu sangat penting karena ia merupakan obat yang mujarab dan sitawar si dingin bagi pasien. Tapi senyum seorang petugas kesehatan teramat mahal karena waktu sibuk praktek dimana-mana, padahal senyum itu adalah sedekah dan pahala.
  3. Adat yang diwariskan oleh orang tua kita ialah menahan diri. Apa yang ada dihati, apa yang tergores, berkesan, terselip dihati, disimpan baik-baik, tidak boleh tergambar dihati. Kalau sekiranya “harimau” di dalam hati, yang nampak keluar adalah “kambing”. Karena itu bagi seorang tenaga medis perlu senyum, bersikap ramah, dan hati yang bersih dan sejuk.
    Hadist Rasulullah SAW : kamu tidak bisa menyenangkan orang dengan hartamu, tetapi kamu akan mampu menyenangkan mereka dengan kecerahan wajah dan keluhuran budi pekertimu.
  4. Dengan hati yang pilu harus kita ungkapkan, sekarang telah kehilangan sikap “tersenyum” yang baik dan indah itu, dan menimbulkan proses yang negatif bahkan dapat menimbulkan rasa saling curiga satu sama lain, hilang rasa kasih sayang (love) dan pengertian (understanding). Bersikap muka masam, cemberut, bukanlah perbuatan yang baik padahal senyum dan pandangan mata menurut adat orang Aceh, mampu menembus jantung seseorang. Sesuatu hanya dapat dicapai dengan kelembutan senyum (dengan zachtheid), bukan dengan benci, dendam dan buruk sangka. Dengan senyum kita mampu membimbing dan membina hati nurani kita, menggugah jantung hati setiap orang, merasuk ke dalam jiwa setiap orang dengan kelemah lembutan. Dan jangan lupa pada setiap dirimu ada hak orang lain yang wajib anda berikan, meski hanya sekedar senyuman manis.
  5. Orang yang suka tersenyum memiliki hati yang gembira dan tidak berwajah masam (muka krõt lagée boh kruét). Hati yang gembira juga adalah obat karena hatinya jernih dan sejuk sesejuk embun pagi yang menetes di atas daun. Tersenyum manislah karena ia adalah anugerah yang tak terkira dari Tuhan. Bersyukurlah karena Allah SWT dengan kasih sayang Nya telah menanam nilai kasih sayang Nya dalam hati sanubari hamba Nya yang cinta dan kasih sayang kepada Nya. Karena cintanya kita kepada Allah, maka dengan segala kasih sayang Nya, kelembutan Nya dan keramahan Nya yang tersimpul dalam “Arrahman dan Arrahim”, Ia mencurahkan limpahan rahmat dan karunia Nya kepada umat Nya.
  6. “Berjabat tanganlah kamu sekalian, sesungguhnya berjabat tangan itu dapat menghilangkan dendam dalam hati”.

    Sebuah hadist menyatakan:

    “Maukah aku tunjukkan kepadamu satu pekerjaan yang mana apabila kamu kerjakan akan berkasih-kasihan, yaitu “ sebar luaskankan salam diantara kamu”.

0 komentar:

Posting Komentar